Pada mulanya, tidak ada yang benar kecuali telah dibenarkan. Begitu pun tidak ada yang salah kecuali telah disalahkan. Lalu mengapa mengusiknya? Tidak kah cukup kebenaran tetap menjadi benar dan biarkan salah terlihat dengan jelas bahwa ianya salah? Kembalilah!
Tembok yang ada semakin rapuh digerogoti rayap titisan iblis yang terus merongrong tanpa henti. Rayap ini menyerang dari segala lini kehidupan. Jika lengah dan tak segera bertindak, satu sisi tembok yang hancur akan cukup untuk merobohkan keseluruhan bangunan. Kembalilah!
Bukan ancaman namanya pabila tak mengandung bahaya. Sial ancaman ini begitu manis dikemas sehingga naluri pun terbodohi dan tanpa sadar tertidur pulas dalam gendongan sang penyesat. Mereka tertawa, tidak kah kalian dengar? Sungguh tertawa mereka adalah tertawa yang mengiris hati. Kami mohon, Kembalilah!
Inilah dilema kebenarsalahan dimana begitu kabur penglihatan kita atas nilai suatu perkara. Inilah zaman dimana keyakinan bisa jadi adalah sebuah kesesatan. Inilah masa ketika kesesatan telah berevolusi menjadi sangat sukar untuk kembali lurus. Maka Kembalilah!
Sekarang.
Bukan ancaman namanya pabila tak mengandung bahaya. Sial ancaman ini begitu manis dikemas sehingga naluri pun terbodohi dan tanpa sadar tertidur pulas dalam gendongan sang penyesat. Mereka tertawa, tidak kah kalian dengar? Sungguh tertawa mereka adalah tertawa yang mengiris hati. Kami mohon, Kembalilah!
Inilah dilema kebenarsalahan dimana begitu kabur penglihatan kita atas nilai suatu perkara. Inilah zaman dimana keyakinan bisa jadi adalah sebuah kesesatan. Inilah masa ketika kesesatan telah berevolusi menjadi sangat sukar untuk kembali lurus. Maka Kembalilah!
Sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar